Akuntansi kerugian dalam aktivitas produksi, metode biaya proses

Selama berlangsungnya aktivitas produksi tidak luput dari adanya kesalahan, kelalaian, kealpaan, kelupaan yang menimbulkan adanya kerugian yang tak terhindarkan, baik kerugian yang bersifat materiil maupun kerugian waktu. Sebagaimana kita maklumi, dalam metode biaya proses maka kerugian yang terjadi lebih banyak datang dari perusahaan sendiri bukan dari pelanggan. Pelanggan dalam hal ini sebagai pihak luar tidak dapat melakukan intervensi secara nyata atas pekerjaan yang sedang diselesaikan oleh pihak perusahaan, yang berbeda dalam sistem biaya pesananPembebanan biaya karena adanya kerugian produksi berupa adanya kegagalan yang berasal dari dalam perusahaan sendiri ( internal ) maka biayanya dibebankan ke pengendali overhead pabrik. Dengan terjadinya kegagalan internal yang mengakibatkan adanya produk hilang dalam proses maka nilai produk yang hilang tersebut dihitung besarnya berdasarkan unit ekuivalen. Contoh : produk hilang dalam proses pada persediaan akhir 1.000 unit dengan tingkat penyelesaian bahan baku 100% dan konversi 80%. Dengan menggunakan metode rata-rata, maka unit ekuivalen pada persediaan akhir untuk bahan baku adalah 100% x 1.000 unit = 1.000 unit, tenaga kerja = 80% x 1.000 = 800 unit dan overhead pabrik = 80% x 1.000 = 800 unit. Bilamana diketahui biaya per unit ekuivalen, bahan baku = Rp. 500,- tenaga kerja = Rp.300 dan overhead pabrik = Rp. 200, serta produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya sebesar 5.000 unit maka jurnalnya adalah sebagai beriku t :

D : Barang Dalam Proses-Departemen II== Rp. 5.000.000,-
D : Pengendali Overhead Pabrik ======== Rp. 900.000,-
K : ==Barang Dalam Proses-Departemen I ===== Rp. 5.900.000

Catatan = (1000xRp.500) +(800xRp.300)+(800xRp.200) = Rp. 900.000,-

Posted in: Akuntansi Biaya