Dengan reversal cost digunakan asumsi bahwa estimasi laba kotor dan estimasi nilai produk sampingan dibebankan ke produk utama. Sehingga biaya produksi produk utama menjadi semakin kecil karena ada hasil bersih yang diperoleh produk sampingan.
Disisi lain kita juga bisa memperoleh harga pokok di titik pisah batas dengan cara menghitung mundur, mulai dari harga jual pasar final dikurangkan dengan estimasi laba kotor dan harga pokok setelah titik pisah batas.Ilustrasi:
Rodeo,Co memproduksi satu produk utama dan dua produk sampingan, yaitu X dan Y.
====================Produk Sampingan=========
=========Poduk Utama====X======Y=====Total===
Penjualan==Rp.1.500.000==120.000==70.000==1.690.000
Biaya produksi :
Stlh ttk pisah=Rp.230.000===22.000==18.000===270.000
Sebelum titik pisah======================750.000
Beban Adm.&
Pemasaran===Rp.120.000===15.000==11.000===146.000
Laba yang diharapkan untuk Produk X dan Y sebesar 15% dan 10%.
Instruksi;
Berapakah biaya produksi untuk produk X dan Y sebelum titik batas dengan menggunakan reversal cost.
Biaya produksi:
Biaya produksi produk sampingan X
= Rp.120.000 - Rp.22.000 - Rp. 15.000 - (15%xRp.120.000) = Rp. 65.000
Biaya produksi produk sampingan Y
= Rp.70.000 - Rp. 18.000 - Rp. 11.000 - ( 10%xRp. 70.000) = Rp. 34.000
Perhitungan Laba Rugi produk sampingan X :
Penjualan===================Rp.120.000
HPP:
Sebelum titik pisah ==== Rp. 65.000
Setelah titik pisah ===== Rp. 22.000
Total Harga Pokok Penjualan====== Rp. 87.000
Laba Kotor===================Rp. 33.000
Beban Adm & Pemasaran=========Rp. 15.000
Laba Neto====================Rp. 18.000
Silahkan ANDA hitung berapakah laba/rugi untuk produk sampingan Y dan produk utama ?
2 komentar:
THANKS INFO NYA SANGAT BERMANFAAT
PERHITUNGAN LABA RUGi produk sampingan ada di mana ni min ?
kak kalo perhitungan laba kotornya itu dari mana yaaa
Posting Komentar